Selasa, 21 Mei 2013

Diskusi dengan Kakanda Helmi Ali Yafie-3


Manusia adalah anak Jamannya

Adik-adik saya, Manusia dan atau generasi adalah produk dari zamannya, dengan demikian, untuk memahami karakter dan model kepemimpinan yang ditampilkan oleh sebuah generasi, tidak lepas dari bentukan peristiwa, system, kebijakan yang terjadi pada masa/fase “bentukan” generasi tersebut. Politik, system, kebijakan yang dilakukan pada masa orde baru, dimana semua aspek diharapkan menggunakan  dan melalui “satu” system yang direstui, sebagai contoh:
Agama  yang diakui hanya 5, selain yang 5 (lima), diangap agama yang tidak “legal”.
Kondisi yang multi partai, dimarger (fusi) menjadi tiga partai politik (Golkar, PPP dan PDI), selain itu tidak ada peluang untuk membentuk partai lain. Bahkan, cenderung, selain Golkar, diangap sesuatu yang tidak sejalan dengan pemerintah.
Ormas Kepemudaan disatukan dalam KNPI
Pemikiran para ulama, dibonsai dalam pandangan keagamaan yang dicetuskan oleh MUI, dst…
Kondisi ini melahirkan pandangan, bahwa yang benar itu adalah yang mendapat “restu”. Dengan demikian, mereka yang mungkin bisa besar dan menjadi tokoh pada sebuah komunitas atau kelompok, hanyalah mereka yang mendapat restu dan dukungan dari system yang ada.
Generasi yang lahir dari kondisi ini, melahirkan pandangan, bahwa hanya yang memiliki “cantolan” seseorang bisa menjadi besar.
Ketika kondisi sosial-politik berubah, dimana kran kebebasan mulai terbuka, dan setiap orang mulai “bisa” mengekspresikan keinginan dan kehendaknya, maka kesadaran generasipun mulai muncul, bahwa setiap orang bisa menjadi besar dan atau menjadi tokoh, tanpa harus menyandarkan pada “cantolan”, tetapi lebih pada kualitas, integritas, relasi dan kemampuan individu seseorang. 

Tidak ada komentar: