Salah satu pertanyaan khatib Jum'at tempat saya Jum'atan, adalah: Dimanakah Tuhan berada?
Meski dia sendiri mencoba menjawabnya, dalam prespektif teologi, bahwa Tuhan (Allah) tidak membutuhkan ruang dan waktu, dst.... dalam benak saya teringat salah satu hadit qudsi yang menjelaskan tentang pertanyaan Nabi Musa as. Suatu ketika Nabi Musa As. bertanya: “Ya Allah, dimana aku mencari-Mu?”. Allah menjawab: “Carilah Aku di tengah-tengah orang yang hatinya hancur”. Dalam sebuah hadits qudsi, diriwayatkan bahwa nanti pada hari qiyamat Allah mendakwa hamba-hamba-Nya: “Hai hamba-hamba-Ku, dahulu Aku lapar, kalian tidak memberi-Ku makanan. Dahulu Aku telanjang, kalian tidak memberi-Ku pakaian. Dahulu Aku sakit, kalian tidak memberi-Ku obat atau menjenguk-Ku”. Orang yang didakwa itu menjawab: “Ya Allah, bagaimana mungkin kami memberi-Mu makanan, pakaian, dan obat, padahal Engkau adalah Rabbul ‘Alamin, Tuhan semesta alam”. Lalu Allah menegaskan: “Dahulu ada hamba-Ku yang lapar, telanjang dan sakit. Sekiranya kamu mendatangi mereka, mengenyangkan perut mereka yang lapar, menutup tubuh mereka yang telanjang, mengobati mereka yang sakit, niscaya kamu akan mendapati Aku di situ”.
Banyak orang mendekatkan diri kepada Allah dengan mengisi masjid-masjid dengan berbagai kegiatan keagamaan. Ini tentu saja tidak keliru, tetapi Islam sesungguhnya juga menganjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan mengisi perut-perut yang kosong karena lapar, kepala yang kosong karena minimnya pendidikan, dan lain-lain.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar