Pesan Kakanda Helmi Ali Yafie kepada Generasi Muda DDI;
Bagian Pertama: Belajar dan Kaji Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang artinya pohon. Menurut bahasa Arab, sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau ke tingkat yang lebih maju dan maka dari itu sejarah di umpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang paling kecil yang kemudian bisa diartikan silsilah. Syajarah dalam arti silsilah berkaitan dengan babad, tarikh, mitos dan legenda. Dalam bahasa Inggris kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia, dalam bahasa Jerman kata sejarah (geschichte) berarti sesuatu yang telah terjadi, sedangkan dalam bahasa Latin dan Yunani kata sejarah (histor atau istor) berarti orang pandai. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian sejarah pun mengalami perkembangan.
Dalam pemahaman dan pembacaan terhadap sejarah, kadang kita terjebak pada sisi peristiwa kronologis yang dilihat, disaksikan dan didengar, tetapi sangat sedikit yang mencoba mebaca peristiwa dan atau kejadian yang ada dibalik sebuah kronogis. Kita sering bercerita tentang kisah heroik seorang pahlawan, atau sejarah runtuhnya sebuah kekuasaan, tetapi mengapa ia menjadi heroik..., pengalaman batin apa yang mendorong dia untuk tampil sebagai seorang pahlawan yang dipuja, bagaimana potret lingkungan yang membentuk dia, dst.... Demikian juga dengan keruntuhan sebuah kekuasaan..., tentu banyak hal yang mesti dibaca dari setiap peristiwa yang mengitarinya.
Sebagai sebatang pohon (syajarah), kita akan menjadi bijak, jika faham kenapa dia tumbuh dengan subur, tetapi tidak berbuah, kenapa dia kurus, kenapa rasa buahnya beda dengan pohon yang sama ditempat lain, dst....
Demikian halnya dengan berbagai peristiwa yang kita dengar, kita baca, kita lihat dan kita rasaka... semua itu tidak terjadi begitu saja, berbagai kejadian dan peristiwa lain yang saling berkaitan...
Untuk itu, adik-adik yang masih muda, coba baca dan belajar sejarah dengan baik, agar dapat lebih arif memahami setiap peristiwa yang terjadi, dibaloik setiap kejadian yang hebat ataupun yang tragis, ada rentetatn kejadian yang mesti ditelaah... Dengan demikian, kita tidak akan terjebak dalam penghakiman "sejarah" yang kering makna...
Helmi Ali ini hasil obrolan di pondok di Jampue ya, saya kira bagus sekali kebiasaan merekonstruksi hasil2 diskusi seperti ini; saya menganjurkan mempelajari sejarah .. sejarah organisasi .. supaya kita bisa memahami karakter organisasi kita itu .. organisasi tidak lahir begitu saja .. tetapi dia ada untuk menjawab persoalan tertentu, ada konsteks sosial (lokal, nasional dan global) yg mendorong organisasi itu lahir; dan terkait dengan nilai2; krn itu organisasi juga lahir dengan fondasi (berpijak pada) nilai2 tertentu; yg kemudian membentuk bangunan organisasi itu; tentu keadaan (tantangan dan persoalan) sekarang dan dulu (ketika organisasi itu berdiri) berbeda; dan kita tidak bisa kembali ke masa lalu; tetapi nejwab persoalan sekarang ini perlu mengacu kepada fondasi (nilai dan garis2 perjuangan) organisasi itu; bolah jadi bangunannya berbeda (sesuai dengan kebutuhan zaman), tetapi fondasinya (nilai2 dan garis2 perjungannya) tetap; kalau ada yg (nekat) merubah itu (fondasinya) maka pada dasarnya organisasi/institusi itu sudah mati, yang ada hanyalah namanya.
Bagian Pertama: Belajar dan Kaji Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang artinya pohon. Menurut bahasa Arab, sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau ke tingkat yang lebih maju dan maka dari itu sejarah di umpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang paling kecil yang kemudian bisa diartikan silsilah. Syajarah dalam arti silsilah berkaitan dengan babad, tarikh, mitos dan legenda. Dalam bahasa Inggris kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia, dalam bahasa Jerman kata sejarah (geschichte) berarti sesuatu yang telah terjadi, sedangkan dalam bahasa Latin dan Yunani kata sejarah (histor atau istor) berarti orang pandai. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian sejarah pun mengalami perkembangan.
Dalam pemahaman dan pembacaan terhadap sejarah, kadang kita terjebak pada sisi peristiwa kronologis yang dilihat, disaksikan dan didengar, tetapi sangat sedikit yang mencoba mebaca peristiwa dan atau kejadian yang ada dibalik sebuah kronogis. Kita sering bercerita tentang kisah heroik seorang pahlawan, atau sejarah runtuhnya sebuah kekuasaan, tetapi mengapa ia menjadi heroik..., pengalaman batin apa yang mendorong dia untuk tampil sebagai seorang pahlawan yang dipuja, bagaimana potret lingkungan yang membentuk dia, dst.... Demikian juga dengan keruntuhan sebuah kekuasaan..., tentu banyak hal yang mesti dibaca dari setiap peristiwa yang mengitarinya.
Sebagai sebatang pohon (syajarah), kita akan menjadi bijak, jika faham kenapa dia tumbuh dengan subur, tetapi tidak berbuah, kenapa dia kurus, kenapa rasa buahnya beda dengan pohon yang sama ditempat lain, dst....
Demikian halnya dengan berbagai peristiwa yang kita dengar, kita baca, kita lihat dan kita rasaka... semua itu tidak terjadi begitu saja, berbagai kejadian dan peristiwa lain yang saling berkaitan...
Untuk itu, adik-adik yang masih muda, coba baca dan belajar sejarah dengan baik, agar dapat lebih arif memahami setiap peristiwa yang terjadi, dibaloik setiap kejadian yang hebat ataupun yang tragis, ada rentetatn kejadian yang mesti ditelaah... Dengan demikian, kita tidak akan terjebak dalam penghakiman "sejarah" yang kering makna...
Helmi Ali ini hasil obrolan di pondok di Jampue ya, saya kira bagus sekali kebiasaan merekonstruksi hasil2 diskusi seperti ini; saya menganjurkan mempelajari sejarah .. sejarah organisasi .. supaya kita bisa memahami karakter organisasi kita itu .. organisasi tidak lahir begitu saja .. tetapi dia ada untuk menjawab persoalan tertentu, ada konsteks sosial (lokal, nasional dan global) yg mendorong organisasi itu lahir; dan terkait dengan nilai2; krn itu organisasi juga lahir dengan fondasi (berpijak pada) nilai2 tertentu; yg kemudian membentuk bangunan organisasi itu; tentu keadaan (tantangan dan persoalan) sekarang dan dulu (ketika organisasi itu berdiri) berbeda; dan kita tidak bisa kembali ke masa lalu; tetapi nejwab persoalan sekarang ini perlu mengacu kepada fondasi (nilai dan garis2 perjuangan) organisasi itu; bolah jadi bangunannya berbeda (sesuai dengan kebutuhan zaman), tetapi fondasinya (nilai2 dan garis2 perjungannya) tetap; kalau ada yg (nekat) merubah itu (fondasinya) maka pada dasarnya organisasi/institusi itu sudah mati, yang ada hanyalah namanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar