Puasa (shoum)
dalam ajaran Islam berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan.
Puasa merupakan usaha sungguh-sungguh untuk menahan diri dari syahwat
lahiriah, makan, minum, hubungan seksual, sekalipun suami istri dan sesuatu
yang bersifat indrawi dan dari syahwat yang bersifat rohaniah. Dengan demikian puasa adalah suatu kegiatan untuk menahan lapar, haus dan
syahwat dari fajar hingga magrib. Inti puasa adalah pengingkaran jasmani dan
rohani secara sukarela dari sebagian kebutuhan yang menyenangan dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah.
Puasa tidak hanya dimonopoli umat manusia. Beberapa makhluk
hidup lainnya dalam fase tertentu kehidupannya dijalani dengan puasa. Ada yang
dilakukan secara terpaksa karena kekurangan makanan, atau kerasnya habitat
hidup seperti musim panas dan musim dingin yang terlalu. Sebut saja, unta,
ular, beruang kutub, ikan, jenis burung tertentu, serta beberapa hewan
pengerat. Namun ada pula hewan berpuasa karena pilihan sendiri bukan terpaksa,
mereka berpuasa dalam fase-fase tertentu, seperti serangga ketika berada dalam
kepompong pada masa tertentu sampai fase baru dalam hidupnya selesai. Usai
puasa, serangga memiliki kemampuan lebih dalam beradaptasi dengan habitatnya. Mari
kita lihat beberapa contoh makhluk yang dekat dengan keseharian kita yang juga
melakukan ibadah puasa:
Pertama, puasa Ular.
Semua ular, ketika telah tiba saatnya, maka ia harus berpuasa karena dirinya
sangat membutuhkannya untuk kelanjutan dan kelangsungan hidupnya. Kisaran waktu
puasa mereka beraneka ragam. Sebagian ular puasa hingga 2 bulan dan sebagian
yang lain bahkan ada yang hingga 3 bulan. Sesudah puasa, ular tetaplah ular,
dengan sikap dan karakter yang tetap sama seperti sebelum puasa. tetap menjadi
binatang buas yang ditakuti. tetap licin dan berbahaya. yang berubah hanyalah
kulitnya yang baru. mungkin nampak lebih muda, dan gagah perkasa. Bagi ular, berpuasa semata-mata untuk menjaga struktur kulitnya
agar tetap keras terlindung dari sengatan matahari dan duri-duri hingga ia
tetap mampu melata di bumi. Ketika berpuasa ular tak punya nafsu makan,
meskipun dihadapannya berbagai jenis makanan. Ular tidak tergoda untuk
memakannya meskipun pada saat itu sedang dalam puncak kelaparan yang sangat luar
biasa. Tetapi waspadalah setelah usai berpuasa, ular akan terlihat jahat dan
buas. Bagi ular sendiri puasa itu adalah suatu yang positif karena akan
membuatnya semakin ganas dan liar
Kedua, adalah puasanya ayam; ayam ketika mengerami telurnya, maka
induk ayam berpuasa hingga sekitar 6-8 minggu, dia akan turun 1 kali dalam
waktu 3 hari 3 malam untuk mendapatkan makanan ala-kadarnya. manfaatnya adalah
agar telurnya menetas menjadi anak ayam. hikmah yang bisa kita ambil, puasanya
ayam bermanfaat bagi diri dan keluarganya. Ketiga, adalah puasanya ulat.
Ketika masih menjadi ulat, ia begitu dibenci oleh siapapun yang melihatnya
karena tampilannya yang menjijikkan. keberadaannya adalah musibah bagi
sekitarnya. ketika ia hinggap di daun, maka daun akan menjadi rusak. ketika ia
di batang/ buah, maka batang/ buah pun akan menjadi rusak. di mana-mana ia
selalu merusak.
namun setelah berpuasa dengan menjadi kepompong dan kemudian berubah menjadi kupu-kupu, subhanallaah, ia tidak lagi diperlakukan seperti ulat. tampilannya yang indah membuatnya begitu di suka oleh semua. keberadaanya tidak lagi menjadi musibah bahkan berbalik menjadi hikmah dan manfaah bagi yang lain. ketika hinggap di daun, ia membantu proses pembuahan pada tanaman.
namun setelah berpuasa dengan menjadi kepompong dan kemudian berubah menjadi kupu-kupu, subhanallaah, ia tidak lagi diperlakukan seperti ulat. tampilannya yang indah membuatnya begitu di suka oleh semua. keberadaanya tidak lagi menjadi musibah bahkan berbalik menjadi hikmah dan manfaah bagi yang lain. ketika hinggap di daun, ia membantu proses pembuahan pada tanaman.
Keempat, puasa Pohon dengan
menggugurkan daun, setiap musim dalam satu tahun, pepohonan akan melakukan masa
puasa, dan karena asupan gizi berkurang, maka dia menggugurkan daunnya. Tetapi setelah
itu, kuncupnya akan tumbuk kembali, lalu mengeluarkan daun-daun yang hijau dan
segar, yang pada akhirnya akan diikuti oleh bunga, sebagai cikal-bakal buah.
Selain
binatang contoh di atas,
binatang lain yang menjelankan ritual puasa, seperti ikan mujair, yang melakukan puasa untuk melindungi anaknya. Ketika sedang berpuasa, meskipun
didepan mulutnya ada makanan, dia tahan seleranya. Jenis binatang lain yang
suka berpuasa adalah burung, ada burung yang tetap tinggal disarangnya
berhari-hari, malah berbulan-bulan tidak bergerak dan tidak makan. Ada pula
burung yang tetap tinggal di sarangnya pada musim-musim tertentu setiap tahun,
seperti burung elang sewaktu bertelur, mengerami telur dikala menjaga anaknya.
Demikian halnya dengan Beruang, Kelelawar, tikus,
landak, katak, kadal, lalat, tawon, buaya, kepiting, siput, capung, ikan paus,
ikan salmon, piquin, anjing laut, laba-laba. Kuda, sapi, anjing, kucing, gajah, biasanya
berpuasa saat terserang suatu penyakit, hingga mereka sembuh. dan sebagainya.
Jika kita mencoba menelisik alasan makhluk-makhluk
bumi tersebut berpuasa, maka ada beberapa alasan utama yang dapat disebutkan:
v
Melakukan efektifitas
dan efisiensi kegiatan karena kelangkaan sumber makanan
v
berjuang menuju tempat
yang tersedia sumber makanan
v
Meningkatkan kualitas
sperma dan sel telur untuk menghasilkan generasi dan kehidupan yang lebih baik.
v
Menyempurnakan proses
adaptasi terhadap dunia baru
v
Merefresh kembali
kekuatan diri, agar menjadi makhluk baru
v
Keluar dari kondisi
yang tidak baik, tidak sehat, menjadi makhluk yang lebih baik dan sehat.
Kalau dikaitkan dengan manusia sebagai bagian dari
makhluk bumi di atas, maka ritual puasa yang dilakukan, tentu maknanya jauh lebih
tinggi dari sekedar puasa yang diperoleh oleh makhluk-makhluk lain. Puasa hendaknya dijadikan media “Reformasi” diri dari hal-hal
yang negatif kepada sesuatu yang lebih positif. Ada
beberapa sasaran reformasi dari adanya puasa bagi manusia, diantaranya adalah:
Reformasi
Spiritual kita mengalami peningkatan yang lebih baik dibanding sebelumnya.
Dalam kontek reformasi spiritual ini pula kita semakin menyadari kehadiran
Allah ditengah-tengah kita (Being Of God). Kemana-mana kita selalu
dipantau oleh Allah, sehingga ketika hendak melakukan kejahatan kita urung
untuk melakukannya.
Reformasi
Emosional. Emosi kita yang suka marah-marah, cepat tersinggung, iri hati dan
arogan semestinya bias kita kikis ketika puasa tiba. Kecerdasan emosional harus
bisa kita tingkatkan. Tentunya, kecerdasan yang mengarah pada peningkatan
energi emosi kita yang sangat positif. Pesimis, takut gagal, kurang percaya
diri dan hal-hal negatif lainnya harus bisa kita tepis dengan adanya puasa ini.
Reformasi
Intelektual. Tentu saja reformasi intelektual yang dimaksud adalah tidak hanya
sebatas pada upaya yang sifatnya fisik seperti menambah supplemen kecerdasan
otak dan lain sebagainya. Tapi juga aktivitas kita yang dapat menunjang
pengetahuan kita bertambah itu harus ditingkatkan, seperti banyak membaca buku,
melatih berfikir tentang kekuasaan Allah dan rajin belajar ilmu agama kepada
ustadz atau kiayi. Ketiga reformasi itulah yang patut kita capai ketika
datangnya puasa. Bila kita pahami lebih dalam tiga reformasi tadi, maka ada
substansi yang bisa kita petik yaitu puasa harus bisa dijadikan reformasi kita
menuju sesuatu yang lebih baik, menjadi makhluk yang berproses menuju insan
yang bertaqwa (la allakum tattaqun).
Jika kita kembali
mencoba belajar dari puasa ulat di atas, ulat melakukan puasa
sebagai proses perubahan identitas, yaitu dari ulat menjadi kupu-kupu. Setelah
berpuasa sekian lama, ulat berubah menjadi kepongpong dan lalu berubah lagi
menjadi kupu-kupu yang indah. Ketika masih berwujud ulat, makannya hanya daun,
sehingga merugikan orang lain karena dedaunan yang indah menjadi rusak akibat
ulah ulat. Tetapi setelah menjadi kupu-kupu, makanannya berupa sari madu.
Betapa puasa menahan lapar dan dahaga dapat mengubah seekor ulat yang lamban
dan tidak disukai orang, akhirnya menjadi seekor kupu-kupu yang yang indah,
lincah, terbang kian kemari mencari bunga-bunga yang berkembang dan banyak di
gemari orang. Dengan kata lain , ulat melakukan puasa dengan tujuan yang sangat
positif, meningkatkan kualitas diri dan semestinya memang seperti ini. Dari seekor
binatang yang terliat jijik, gatal bila dipegang dan menggelikan bila di lihat
tiba-tiba menjadi seekor binatang yang enak dipandang dan nyaman untuk
dipegang. Ada tujuh kualitas yang dimiliki ulat setelah menjadi kupu-kupu:
1. Beberapa
pasang kaki yang dapat memegang sesuatu dengan kokoh dan trampil
2. Mata
faset yang melihat lebih jernih dan lebih luas
3. Dua
pasang sayap yang overlapping
4. Sepasang
antenna yang handal dan sensitif
5. Keindahan
warna yang beraneka
6. Motif
dan corak sayap yang unik
7. Mulut
dan bulu-bulu halus di perut yang dapat mengangkut benang sari
Beberapa
kualitas diatas tidak akan ditemukan pada ulat. Ulat hanya bisa mendapatkan
semua kualitas itu setelah menjadi kupu-kupu. Dan semua itu tidak akan terjadi
jika binatang ini tidak melakukan ritual puasa.
Lulu kualitas apa yang kita peroleh dengan
ibadah puasa yang kita lakukan...? jawabannya kembali kepada diri kita
masing-masing.
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar